Pengembara Gila yang mencari sesuatu atas nama Cinta

Motivasi Menulis

Misteri Kosan Tua

 

MISTERI KOSAN TUA

Oleh : Roman Wijaya







Aku adalah seseorang yang suka mencerna sesuatu berdasarkan akal sehat dan logika, bagiku segala hal yang ada dalam dimensi manusia pastilah bisa dijelaskan dan tercerna oleh nalar sebulat mungkin. Prinsip itu sudah aku tanamkan dalam diriku sejak lama. aku ingat ketika itu umurku masih dibawah usia 10 tahun, dimana aku sering tinggal sendiri di rumah, karena tak jarang orang tuaku pergi ke suatu acara tanpa mengajaku sehingga mereka lebih sering menitipkanku ke rumah bibi yang kebetulan berada di samping rumahku. Hanya saja aku lebih memilih diam sendiri di rumahku. Berbeda dengan anak seusiaku, banyak dari mereka yang bahkan untuk kencing saja harus ditemani ibunya. Sering kali aku mendengar suara aneh baik itu dari dapur, gerasi atau kamar depan yang sangat jarang dipakai. Jujur aku tidak pernah takut pada hal-hal berbau gaib khususnya dunia perhantuan, pernah suatu malam pamanku datang dari kota dan berencana main ke rumah. Tetibanya di rumah pamanku langsung tidur karena kelelahan. Diapun tidur di kamar depan dimana tepat dipinggir ranjang terdapat jendela yang menghadap ke pekarangan rumah. Tepat di tengah malam kami dikagetkan oleh teriakan paman kami yang tengah tertidur, wajahnya pucat, tubuhya bergetar dan tatapanya menghadap ke luar jendela dengan gorden yang sedikit terbuka. Kami menenangkan paman dengan memberinya segelas air putih dan mengajaknya ke ruang tamu. Dan entah kenapa pada malam itu paman tidak ingin membicarakan apapun sehingga kami mengira ia kelelahan karena perjalananya.

Keesokan harinya pamanku bercerita bahwa tadi malam ketika dia tertidur, gordenya bergerak-gerak seperti terkena angin, ia berpikir bahwa jendelanya tidak terkunci dengan rapat sehigga paman menyikapkan gordenya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat mahluk halus berbentuk pocong berdiri di pekarangan rumah tepat di dekat jendela, sontak hal tersebut membuat kami kaget. Bukan sekali dua kali, karena pernah ada beberapa tamu ketika tidur di kamar depan selalu saja mendapat gangguan dalam tidurnya. Dalam benak seorang bocah ingusan aku selalu bertanya-tanya akan hal tersebut “bagaimana bisa ?” “mungkinkah ?” karena sampai saat ini aku pernah beberapa kali tidur di kamar depan sendirian dan tak pernah ada hal aneh yang mengganggu, begitupun dengan orang tuaku. Sehingga pada saat itu aku hanya bisa menyimpulkan bahwa hal tersebut hanyalah sebuah halusinasi karena badan merasa kelelahan.

Tepat pada hari ini ketika umurku berusia kurang lebih 17 tahun, aku mulai meragukan prinsipku sendiri. Saat ini aku dan temanku bernama andri sedang duduk di ruang tamu ibu kostku. di atas meja terdapat 2 gelas teh hangat dan beberapa keping biskuit yang disuguhkan. Dalam hati dan kepalaku terngiang-ngiang banyak sekali pertanyaan yang masih belum bisa terjawab. Sehingga dengan datangnya kami ke rumah ibu kost lebih tepatnya adalah untuk mencari jawaban tentang pertanyaan tersebut. Singkatnya aku dan temanku baru sebulan ngekost di kosan bu iin, hanya saja kosan kami tidak menyatu dengan ibu kost adapun jaraknya sekitar 300 meter dari tempat kami sekarang. Telah lebih dari sebulan kami menempati kosan tersebut, tempatnya terletak di jalan kecil dekat belokan yang di pinggirnya terdapat selokan agak lebar. Di depanyapun ada pohon jambu biji yang cukup rimbun dan berbuah banyak. Beberapa hari ketika kami awal tinggal disitu tidak ada hal aneh yang terjadi. Namun setelah seminggu secara perlahan hal-hal aneh mulai terjadi. Kosanya adalah rumah kecil berbentuk leter L yang mana di bagian depan ada 2 kamar yang bersampingan yang langsung menghadap ruang tamu dan untuk toiletnya ada di samping belakang ruang tamu, ada sedikit lorong yang harus dilewati ketika ingin pergi ke toilet. Adapun aku dan andri hanya mampu menyewa satu kamar, yaitu kamar depan. Saat itu pada malam hari kami pernah keluar kosan untuk mencari makan malam sekitar pukul 8 dan kembali lagi pada pukul 10 malam. Waktu itu ketika kami pulang, kosanya terlihat gelap karena lampunya mati namun beberapa rumah yang kami lihat tampak terlihat terang. Aku kemudian mengecek KWH di samping rumah dan ternyata menunjukan tanda off, aku tidak tahu apakah daya listrik yang tidak kuat atau ada orang iseng yang mematikanya. Anehnya setelah malam itu, setiap kami keluar malam entah untuk mencari makan ataupun udara segar, ketika kami pulang kosanya selalu dalam keadaan gelap dan penyebabnya selalu sama yaitu KWH yang selalu menunjukan tanda off. Aku selalu berpikir bahwa di kosan itu hanya kami berdua dan keperluan listrikpun tidak terlalu berat semisal alat penanak nasi, dan beberapa colokan listrik untuk hape, laptop dan sudah pasti beberapa lampu yang menyala. sehingga kurang masuk akal apabila listrik mati karena kekurangan daya. Dan hal yang membuat aku aneh adalah kenapa listrik di kosan selalu mati setiap kami keluar kosan pada malam hari. Pernah beberapa malam kami tidak keluar kosan dan hasilnya listrik tetap menyala seperti biasanya. Sehingga pada saat itu aku berpikir bahwa kemungkinan listrik mati disebabkan orang iseng yang dengan sengaja mematikan KWH. Ketika temanku pulang aku tinggal sendirian di kosan, agar tidak keluar di malam hari akupun berinisiatif untuk makan di sore hari dan membeli beberapa cemilan untuk waktu malam. Saat malam tiba semuanya normal dan tak lama akupun menerima telpon dari kawan lama sehingga kami asik mengobrol malam itu, tanpa sadar akupun berteleponan sambil jalan keluar rumah. Setelah beberapa menit bertelepon akhirnya aku mengakhiri telepon. Dan ketika aku membalikan badanku ke dapen kosan, aku melihat listrik di kosanku mati. Sudah tidak masuk akal lagi jika ada seseorang yang dengan sengaja mematikanya sedangkan aku sudah jelas-jelas ada di depan kosan yang dengan mudahnya dapat melihat orang yang lewat, dan jika masalahnya adalah sikring lampu, hal tersebut kurang masuk akal, jika ada sesuatu yang konslet juga kurang masuk akal juga. Dan hal tersebut adalah salah satu pertanyaan yang masih belum bisa ku jawab.

Jarak kosanku ke sekolah adalah 1 kilometer, dan setiap pagi aku berangkat di jemput oleh teman sekelasku, sedangkan andri juga dijemput oleh teman sekelasnya. Terkadang sesekali aku berangkat agak pagi untuk berjalan kaki dan menghirup udara segar. Ketika aku melewati rumah ibu kost aku melihat sepeda tua usang yang sudah jarang terpakai selalu terpajang di samping rumahnya. Sepulang sekolah aku main ke rumah ibu kost dan untuk menanyakan sepeda tersebut. Ibu kost pun menjawab bahwa sepeda tersebut punya suaminya dan karena suaminya sudah membeli sepeda ontel yang baru maka sepeda yang lamapun disimpan dan sudah tidak terawat lagi. Pada akhirnya ibu kost memberiku isyarat jika ingin menggunakan sepeda tersebut maka tinggal ambil saja. Setelah itu aku sering pergi ke sekolah dengan menggunakan sepeda ontel yang antik dan sudah ku bersihkan dan ku rawat sehingga tampak lebih segar dan enak digunakan. Suatu ketika di hari minggu aku bersama beberapa temanku bermain jauh menggunakan sepeda tersebut dan ketika hendak pulang ke kosan tak lama hujan turun dengan lebat, akupun pulang dengan hujan-hujanan. Sampai di kosan aku basah kuyup dan sepeda ontelku tampak begitu kotor karena beberapa kali melewati kubangan dan tanah merah yang licin. Aku bergegas mandi lalu ganti baju. Awalnya aku hendak mencuci sepada ontelku namun karena sudah mandi dan waktu sudah mulai petang akhirnya aku hanya memasukan sepeda ontel tersebut kedalam gerasi kecil di samping kosan dan akupun menelpon teman sekelasku untuk menjemputku esok pagi ketika berangkat sekolah.

Paginya teman sekelasku datang menjemputku, aku bergegas memakai sepatu dan beberapa saat sebelum berangkat aku melihat sekilas sepeda ontelku di gerasi dan betapa terkejutnya aku ketika melihatnya. Aku berdiri mematung dengan wajah terheran-heran seakan tak percaya dengan apa yang aku lihat. Betapa aku tidak terkejut ketika kulihat sepeda ontelku begitu bersih dan kinclong, tidak ada sedikitpun bekas tanah merah di kedua banya, bahkan besi dan banya seperti di olesi minyak semir karena tampak licin dan memukau. Bahkan jejak ban ketika aku memasukan sepedanya kemarin sore tidak terlihat sedikitpun. Dengan cepat aku memanggil andri sambil setengah teriak. Tak lama kemudian andri dan temanku mendekat. Aku menanyakan kepada andri apakah dia yang membersihkan sepeda ontelku kemarin malam. Dan jawaban yang aku dengar adalah “tidak”. Karena sudah jelas sekali kemarin malam hujan, sedangkan sepeda ontelku yang kotor ada di dalam gerasi, aku ingin bertanya orang gila mana yang diam-diam menyusup kedalam gerasi orang untuk membersihkan sepeda tua ketika hujan sedang turun dengan deras-derasnya. Sepanjang pelajaran di sekolah otaku bertanya-tanya dengan hebat. “Kenapa ?” “Bagaimana ?” “Kenapa ?” “Bagaimana ?” aku selalu berusaha membuat hipotesis atas kejadian tersebut. Apakah mungkin besi sepeda tersebut terbuat dari bahan khusus ?. bagaimana bisa sangat bersih, sedangkan aku sudah mencucinya berulangkali dan tidak sebersih itu. Apakah kemarin sore hujan yang turun adalah cairan pembersih sepeda?. Dan dugaan yang sangat gila dariku adalah, “apakah kemarin aku tidak kemana-mana ? dan jalan-jalan tersebut hanya halusinasi ?. aku malah tertawa geli ketika membuat dugaan tersebut. Ketika pulang sekolah aku dan temanku berhenti di rumah ibu kost dan dengan sangat kebetulan disana ada bapak kost yang sedang duduk di beranda rumahnya. Akupun memberikan pertanyaan yang sama kepada andri seperti tadi pagi, dan jawaban bapak kostpun sama pula dengan andri “Tidak”.

Sesampainya di kosan akupun kembali melihat sepeda ontelku seperti pagi hari. Ku ambil sepeda itu ke depan kosan. Aku lihat dengan teliti secara rinci. Dan benar saja bahwa sepeda itu memang benar-benar bersih, bahkan aku oles-oles bagian bagianya dengan tanganku bahwa sepeda tersebut memang di olesi minyak semir. Hanya saja aku masih belum bisa sedikitpun menjelaskanya kenapa hal tersebut bisa terjadi. Dengan langkah kecil nan perlahan aku berjalan menuju gerasi. Dalamnya tampak gelap dan lembab. Mungkinkah di dalam sana ada makhluk tak kasat mata yang membersihkan sepeda ontelku ?. bulu kuduku merinding dengan hebat. Di tengah lamunanku di dalam hati aku bergurau dengan diriku sendiri, “kalau makhluk gaib itu bisa kutangkap pasti akan aku wawancarai hahaha”. Dan hal tersebut adalah pertanyaan kedua yang tidak bisa ku jawab saat ini.

Ketika usai sekolah aku dan andri sering mengikuti ekstra kulikuler. Sehingga kami pulang ke kosan selalu sore hari. Hal yang aneh lagi-lagi terjadi. Di dalam kamar ketika aku sedang tiduran, aku melihat beberapa helai rambut berwarna putih atau bisa di sebut uban yang panjannya sekitar 20 cm. Aku dan andri membicarakan hal tersebut bagaimana bisa ada uban di dalam kamar ini sedangkan kamar tertutup dengan rapat. Aku dan andri saling menatap dengan dalam dan penuh heran. Apakah mungkin ibunya ibu kosan datang kesini ke kamar kami menggunakan kunci cadangan dan selagi kami pergi si nenek tua itu bersenang-senang di kamar kami memainkan game GTA atau Harvestmom di leptop ku ? hahaha aku tertawa kecil. Setelah hari itu, ada beberapa hari dimana ketika kami pulang sore ke kosan, tampak selalu ada beberapa helai rambut putih, entah itu di pojok kamar, di atas kasur atau di depan pintu kamar seolah-olah menyambut kedatangan kami. Setiap kami melihatnya rambut tersebut selalu kami ambil lalu dibuang ke samping kosan. Bagaimana hal itu bisa terjadi berulang-ulang ? karena tidak mungkin kami mencari nenek-nenek di sekitaran kosan untuk ditanyai satu persatu dari mereka, dimana itu merupakan tindakan konyol dan membuang-buang waktu. Dan lagi-lagi hal tersebut membuat bulu kudukku berdiri dan membuat sekujur tubuhku merinding hebat. Dan hal tersebut adalah pertanyaan ketiga yang belum bisa aku jawab.

Pernah suatu hari aku penasaran dengan bagian belakang kosanku, akupun pergi ke belakang kosanku dan melewati selokan yang cukup membahayakan. Disana aku melihat karung berwarna putih berada di sudut tembok. Dengan perlahan dan penuh tanya aku berjalan mendekati karung tersebut yang sepertinya terisi penuh. Dengan hati-hati aku membuka karung tersebut dan ketika ku buka karungnya, rasa penasaranku malah bertambah berkali-kali lipat. Bagaimana tidak, sedangkan dalam karung tersebut yang aku lihat adalah tumpukan-tumpukan rambut seperti potongan-potongan rambut yang setelah di cukur. Tapi kenapa harus sekarung ? dan kenapa ada di belakang kosan ini ?. rasa penasaranku berkecamuk dan menggebu-gebu karena dari setiap hal aneh ini belum satupun ada jawabanya.

Pada suatu malam yang cukup kelam, diamana cuaca agak sedikit mendung dan turun hujan kecil, aku dan andri memutuskan untuk tidur lebih awal yaitu sekitar pukul 9 malam. Karena badan kam terasa lemas dan merasa kelelahan setelah seharian beraktifitas di sekolah, ditambah lagi cuacanya hujan membuat kami mengantuk hingga akhirnya tertidur dengan lelap. Sayangnya malam itu aku mimpi aneh, aku bermimpi seperti di kejar sesuatu yang sangat menyeramkan. Hingga akhirnya aku terbangun karena mimpi tersebut. Aku bertanya-tanya tentang apa yang terjadi. Keadaan kamar sangat gelap karena lampu selalu dimatikan ketika kami tidur. Aku mencoba menenangkan diriku dengan tetap berpikir positi dan serileks mungkin. Akupun kembali mencoba untuk tidur. Waktu terus berdetak namun kantuku tak kurung juga datang. Cuaca hujan diluar hujan dan kamar dalam keadaan gelap. Aku mencoba meraih hapeku dan ketika kunyalakan jam menunjukan pukul 2 pagi. Akupun kembali mencoba tidur, dan sesuatu hal yang tidak ingin aku ceritakan terjadi. Dibalik suara hujan aku mendengar sesuatu yang mengetuk-ngetuk dinding. Arah suaranya dari depan kamar atau lebih tepatnya di ruang tamu. Awalnya aku kira itu adalah tikus yang sedang berkelahi atau mungkin kodok yang sedang meloncat-loncat. Akupun berusaha untuk menghiraukan suara tersebut namun tetap saja tidak bisa. Sudah setengah jam lebih suara itu terdengar bahkan suaranya semakin terdengar tat kala hujan di luar sudah mulai reda. Aku yang merinding dan sedikit ketakutan ingin sekali bangun dari tidur lalu menerjang pintu dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Namun niat tersebut hanyalah ada dipikiranku, karena badanku terasa berat untuk bangun dan lagi bulu kudukku sudah berdiri tegak dan merinding. Aku berusaha membangunkan andri yang tertidur lelap, namun tak kunjung juga bangun dan aku urungkan niatku untuk membangunkanya. Tak lama kemudian aku tertidur dengan lelapnya.

Pagi harinya ketika aku bangun cuaca diluar sangat cerah, sembari memikirkan apa yang terjadi semalam aku mencoba mengumpulkan tenaga dan beranjak pergi ke kamar mandi. Dan ketika aku membuka pintu kamar, aku kembali terkejut bahkan hampir terjatuh karena saking kagetnya. Saat itu tepat di depan kamarku, aku melihat sekitar enam lantai keramik di ruang tengah telah amblas ke dalam. Lantainya bolong seolah-olah terlihat seperti kuburan kecil yang siap untuk di tempati. Suara apa tadi malam ? penggali kubur yang sedang latihan menggali kah ? zombi yang berloncatan kah ? ataukah karena semalam hujan dan membuat lapisan tanah dibawah kosanku lumer ? apapun itu yang jelas hal tersebut membuatku beberapa kali dalam  hati membuatku beristigfar. Akupun membangunkan andri degan paksa dan tampak dia juga kaget seperti apa yang aku rasakan. Hih bahkan di pagi hari saja aku sudah dibuat merinding. Siang harinya aku ke rumah ibu kost, dan di depanya ada bapak kost sehingga akupun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Dan bapak kost menyuruhku untuk tetap tenang dan tidak menganggapi hal tersebut terlalu berlebihan. Beliaupun berjanji akan pergi menengok kosan kami nanti sore.

Malamnya bapak kosan datang dengan membawa beberapa batang dupa berwarna merah, aku perhatikan dari dalam kosan beliau menyalakan dupa tersebut dibawah pohon jambu sambil mengucap beberapa doa yang entah doa apa akupun tidak bisa mendengarnya. Setelah menyalakan dupa dan membaca doa, bapak kost langsung pergi tanpa masuk ke kosan. Tentu hal tersebut bukan membuatku merasa aman, malah menambah segudang pertanyaan yang semakin menumpuk di pikiranku.

Dan disinilah aku dan andri sekarang, ada di rumah ibu kost untuk menanyakan beberapa hal yang sangat sulit untuk di jelaskan. Tak lama kemudian bapak dan ibu kost datang dan duduk bersama kami. Aku dan andri pun menceritakan semua yang terjadi dari semua kejadian yang telah kami alami. Baik ibu kost ataupun bapak kost tidak memberikan kami jawaban yang memuaskan. Beliau hanya menjelaskan bahwa dahulu kosan tersebut di sewa oleh seorang tukang cukur yang kemudian sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal di kosan tersebut.

Aku mencari beberpa narasumber yang sekiranya tahu tentang kosan tersebut, baik dari tetangga, ibu-ibu penjual sayur, dan beberapa anak muda yang ada di sekitar kosan tersebut, dan jawabanya hampir sama dengan bapak dan ibu kost, hanya saja ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa penghuni kosan sebelumnya yang merupakan tukang cukur tersebut meninggal karena bunuh diri. Aku bingung karena entah mana pernyataan-pernyataan yang berisi kebenaran.

Ada banyak sekali pertanyaan yang sampai sekarang tidak bisa ku jawab. Pada akhirnya aku dan andri memutuskan untuk keluar dari kosan tersebut dan mencari kosan yang baru untuk tempat tinggal kami.  Dan perlahan aku mulai mengakui bahwa eksistensi makhluk gaib itu memang ada dan nyata.

Selesai.......

 

 

 

 

 

 

 

Jangan Menangis Lagi

Jangan Menangis Lagi

Sebuah Cerita Singkat yang ditulis untuk memberitahu kalian bahwa sekecil apapun;
Cinta harus diperjuangkan.
Ditulis oleh kak Royman. Di Kota Banjar 




(Image Source: wallup.net)

"Jatuh Cinta adalah kepada siapa kamu berani patah hati"

Bahagia Gak Harus Sama Dia

  Catatan Ke-1 Ciamis pagi itu terlihat mendung. ketika kutatap langit, awan-awan terlihat berwarna hitam pucat. Jalanan kota dipenuhi ken...

Back To Top