Pengembara Gila yang mencari sesuatu atas nama Cinta

Motivasi Menulis

Malaikat Cinta Terindah (Puisi)





Malaikat Cinta Terindah

Oleh : Royman Wijaya

Hari itu adalah hari terindah dalam hidupku
waktu dimana tuhan mempertemukan kita
saat dimana malaikat turun membawa kasihnya
insan terindah yang bahkan aku tak mengenalinya



seketika kau hadir mengisi hari hariku
rasa sedih kau ubah menjadi tawa
rasa duka kau ubah menjadi suka
deritaku hilang saat kau obati dengan kasih
sakitku pergi saat kau usap dengan senyum

hari-hariku  yang kelam kau ubah menjadi lukisan terindah
ku ingin kau selalu disini, bersama bahu tegapmu disisiku
ku ingin kita selalu bersama berdua melukis impian indah
menjalin kasih merangkai cinta yang tak terhingga

kadang aku takut kau akan pergi meninggalkanku dalam sepi
kadang aku takut harus melukis mimpi ini sendiri tanpamu
kuharap kita bisa tuk selalu berjalan bersama
kuharap kita bisa tuk saling melengkapi kisah ini
kisah cinta yang tuhan ceritakan pada kami
kisah cinta yang membuat kita selalu bersama
hari ini, esok, lusa, yang takan tiada akhirnya

ku ingin kau genggam tanganku  lalu terbang dengan sayap-sayapmu
sayap-sayap yang mulai rapuh saat menjagaku
bawa aku terbang hingga nafas akhirmu tiada
bawa aku pergi hingga akhir pejaman matamu
bawa aku ke tempat terindah di nirwana mimpi

Tempat terakhir yang Tuhan ciptakan untuk kita
Tempat dimana kita menutup mata bersama selamanya
Tempat dimana kita tertidur bersama selamanya
Karena, dunia ini terlalu singkat untuk keabadian cinta kita
Namun, terimakasih t’lah menjadi malaikat dalam kisahku
Kisah yang akan kuceritakan saat bertemu Tuhan
Sampai kapanpun itu, kau hal terindah dalam hidupku

NB: Puisi Ini dibuat atas permintaan Silvi P Pratama










Labels: puisi

Thanks for reading Malaikat Cinta Terindah (Puisi). Please share...!

1 komentar on Malaikat Cinta Terindah (Puisi)

Bahagia Gak Harus Sama Dia

  Catatan Ke-1 Ciamis pagi itu terlihat mendung. ketika kutatap langit, awan-awan terlihat berwarna hitam pucat. Jalanan kota dipenuhi ken...

Back To Top