Sejarah Ondel-Ondel Batavia
hallo Frends kalian pasti Kenal dengan yang namanya Ondel- Onde dong ? kalian pasti pernah melihatnya secara langsung ataupun cuma lihat dari TV atau media cetak lainya. Ondel- Ondel adalah sebuah kebudayaan asli Nusantara yang kemudian
menjadi kebudayaan khas dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tapi dahulu konon, Ondel-
Ondel tidak dipergunakan untuk hiburan seperti saat ini. Pada masa yang lalu, Ondel-
Ondel digunakan untuk ritual- ritual kepercayaan yang berbau mistis.
Dahulu Ondel- Ondel, dikenal dengan sebutan
Barongan. Istilah barongan ini asal katanya adalah dari kalimat ajakan yang dalam
bahasa betawi berbunyi “Ngarak bareng nyok..!!”. Dari kalimat ajakan inilah
kemudian berkembang menjadi nama sebutan untuk boneka raksasa tersebut menjadi
Barongan dan akhirnya menjadi Ondel- Ondel.
Menurut cerita yang berkembang, dahulu
banyak terdapat penyakit yang tidak diketahui oleh masyarakat betawi. Penyakit tersebut
diyakini karena ulah dari roh jahat yang datang ke kampung. Karena masalah ini,
masyarakat kemudian melaksanakan sebuah ritual yang melibatkan sebuah boneka
raksasa bertampang
menyeramkan yang sedang menghisap ganja. Dan setelah boneka itu di arak keliling kampung oleh masyarakat sekitar, penyaki itu pun kemudian hilang. Dari sinilah kemudian Ondel- Ondel digunakan sebagai boneka penolak bala dan wabah penyakit oleh masyarakat betawi. Karena masyarakat setempat menjadikan Ondel- Ondel sebagai personafikasi dari nenek moyang atau leluhur yang akan melindungi mereka.
menyeramkan yang sedang menghisap ganja. Dan setelah boneka itu di arak keliling kampung oleh masyarakat sekitar, penyaki itu pun kemudian hilang. Dari sinilah kemudian Ondel- Ondel digunakan sebagai boneka penolak bala dan wabah penyakit oleh masyarakat betawi. Karena masyarakat setempat menjadikan Ondel- Ondel sebagai personafikasi dari nenek moyang atau leluhur yang akan melindungi mereka.
Tapi menurut catatan sejarah boneka
raksasa semacam Ondel- Ondel tidak hanya ada di Batavia yang merupakan cikal
bakal Jakarta. Seorang pedagang asal Ingris, W. Scott, mencatat dalam bukunya
dan menuliskan bahwa boneka semacam Ondel- Ondel sudah ada sejak sebelum tahun
1600-an. Namun karena Scott tidak mengerti tentang bahasa Betawi pada saat itu,
catatan yang dibuatnya hanyalah berdasarkan apa yang dilihatnya secara kasat
mata dan gambar yang dibuatnya sendiri.Perbedaan bahasa ini juga pernah dialami
oleh seorang asing asal Amerika, E.R. Schidmore, yang datang berkunjung ke
Batavia. Pada saat kunjungannya, dia melihat sebuah pertunjukan tari- tarian
jalanan yang melibatkan boneka raksasa. Namun karena perbedaan budaya, tradisi
dan keterbatasan dalam penerjemahan bahasa, sehingga dalam bukunya yang
berjudul “Batavia, The Garden Of The East”, tidak dituliskan jenis tarian apa
yang dimaksudkan.
Dalam hal pembuatan, membuat Ondel- Ondel
pun harus melewati ritual sakral yang tidak bisa sembarangan. Sang pengrajin,
sebelum memulai membuat Ondel- Ondel, haruslah mempersiapkan beberapa syarat
dan sesajian seperti kemenyan, kembang 7 rupa dan lain- lain. Hal ini dipercaya
mampu menolak roh jahat masuk ke dalam boneka.
HAL MISTIS Ondel-ondel
Namun perubahan bentuk modern ternyata tak serta merta menghilangkan kisah mistik dari Ondel-Ondel. Hal ini dirasakan betul oleh Hasanuddin dan Andri Black, sedikit dari seniman Ondel-Ondel yang masih tersisa.Hasanuddin, yang telah mengikuti jejak orang tuanya menjadi seniman Ondel-Ondel dan gambang kromong sejak duduk bangku Sekolah Dasar di awal 1990an, mengisahkan pengalaman mistik tentang boneka kayu tersebut. "Kalau seseorang mengenakan Ondel-Ondel yang terbuat dari kayu, pasti orang tersebut tidak akan ingat dirinya saat mengenakan Ondel-Ondel," tutur Hasan, sapaan akrabnya, saat dikunjungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu."Ondel-Ondel itu ada 'isinya', makanya beberapa dari mereka diberi nama dan makan seperti manusia. Itulah kenapa pemain Ondel-Ondel sanggup jumpalitan dan loncat-loncat. Karena itu bukan mereka yang menggerakkan," kata Hasan.Ungkapan Hasan juga ditanggapi serupa oleh Andri Black yang serius menggeluti ondel-ondel di Kemayoran sejak dua tahun terakhir. Ia bahkan punya tradisi khusus untuk Ondel-Ondel.
"Dulu Ondel-Ondel hanya ada saat pertunjukan tertentu, dan dipercaya sebagai tolak bala sekaligus penjaga kampung. Dan setiap kali akan tampil menggunakan sesajen, tapi sejak mulai era 2000-an mulai berkurang kepercayaan itu," kata Andri, saat ditemui di lain kesempatan.
Karena Ondel-Ondel dipercaya memiliki 'isi', maka orang-orang dahulu percaya bila ada Ondel-Ondel, baiknya jangan usil terhadap boneka tersebut. Hasan memiliki pengalaman terkait ini.
"Kalau ada Ondel-Ondel tampil, jangan usil tangannya. Pernah ada penonton yang usil, lalu kemudian penunggu Ondel-Ondel marah. Si pemain pun kerasukan hingga malam," kata Hasan.
Percaya tidak percaya, kisah mitologi ini masih ada di kalangan masyarakat Betawi. Terlepas kisah dan mitos yang ada, kehadiran Ondel-Ondel akan terus membawa kemeriahan di setiap acara warga Betawi. Setidaknya, kini Ondel-Ondel tak lagi tampil seram dengan wajah bertaring.
mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan frends, maaf bila ada salah kata.
Pembuatan Ondel- Ondel seperti ini berlangsung
sampai dengan tahuan 1980- an. Namun setelah masa itu terdapat pergeseran
ritual dan fungsi dari Ondel- Ondel sehingga
juga terjadi penggeseran proses pembuatannya. Tradisi yang sudah turun temurun
ada mulai dilupakan dan ditinggalkan. Sama seperti tradisi Ondel- Ondel yang
pada awalnya meminta mandat atau ganja sebelum pertunjukan, maka mandat tersebut
diganti menjadi rokok lisong.
Seiring perkembangan zaman, Ondel- Ondel
pun digunakan unuk menambah semarak pesta rakyat, hajatan penikahan dan
khitanan, serta penyambutan tamu kehormatan dan acara peresmian lainnya. Dan Ketika
masa kepemimipinan gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1966-1977), Ondel-Ondel
dijadikan sebagai boneka seni khas Betawi. Ketika melakukan pertunjukan, dengan
menggoyang-goyangkan badan dan kepala yang menoleh ke kiri dan ke kanan,
Ondel-Ondel sering kali diiringi musik khas Betawi saeperti tanjidor, pencak
Betawi, bende, ningnong, rebana, dan ketimpring. HAL MISTIS Ondel-ondel
Namun perubahan bentuk modern ternyata tak serta merta menghilangkan kisah mistik dari Ondel-Ondel. Hal ini dirasakan betul oleh Hasanuddin dan Andri Black, sedikit dari seniman Ondel-Ondel yang masih tersisa.Hasanuddin, yang telah mengikuti jejak orang tuanya menjadi seniman Ondel-Ondel dan gambang kromong sejak duduk bangku Sekolah Dasar di awal 1990an, mengisahkan pengalaman mistik tentang boneka kayu tersebut. "Kalau seseorang mengenakan Ondel-Ondel yang terbuat dari kayu, pasti orang tersebut tidak akan ingat dirinya saat mengenakan Ondel-Ondel," tutur Hasan, sapaan akrabnya, saat dikunjungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu."Ondel-Ondel itu ada 'isinya', makanya beberapa dari mereka diberi nama dan makan seperti manusia. Itulah kenapa pemain Ondel-Ondel sanggup jumpalitan dan loncat-loncat. Karena itu bukan mereka yang menggerakkan," kata Hasan.Ungkapan Hasan juga ditanggapi serupa oleh Andri Black yang serius menggeluti ondel-ondel di Kemayoran sejak dua tahun terakhir. Ia bahkan punya tradisi khusus untuk Ondel-Ondel.
"Dulu Ondel-Ondel hanya ada saat pertunjukan tertentu, dan dipercaya sebagai tolak bala sekaligus penjaga kampung. Dan setiap kali akan tampil menggunakan sesajen, tapi sejak mulai era 2000-an mulai berkurang kepercayaan itu," kata Andri, saat ditemui di lain kesempatan.
Karena Ondel-Ondel dipercaya memiliki 'isi', maka orang-orang dahulu percaya bila ada Ondel-Ondel, baiknya jangan usil terhadap boneka tersebut. Hasan memiliki pengalaman terkait ini.
"Kalau ada Ondel-Ondel tampil, jangan usil tangannya. Pernah ada penonton yang usil, lalu kemudian penunggu Ondel-Ondel marah. Si pemain pun kerasukan hingga malam," kata Hasan.
Percaya tidak percaya, kisah mitologi ini masih ada di kalangan masyarakat Betawi. Terlepas kisah dan mitos yang ada, kehadiran Ondel-Ondel akan terus membawa kemeriahan di setiap acara warga Betawi. Setidaknya, kini Ondel-Ondel tak lagi tampil seram dengan wajah bertaring.
mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan frends, maaf bila ada salah kata.
0 Komentar untuk "Sejarah Ondel-Ondel Betawi antara Budaya dan Mistis"